
Aurangabad adalah sebuah kota di negara bagian Maharashtra, India, yang merupakan base dengan tujuan wisata gua Ajanta dan Ellora yang keduanya telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1983.

Gua Ajanta dan Ellora, yang dianggap sebagai salah satu contoh terbaik dari rock cut caves kuno terletak di dekat Aurangabad di negara bagian Maharashtra, India. Dihiasi dengan patung-patung yang indah, lukisan dan lukisan dinding, gua Ajanta dan Ellora adalah penggabungan monumen Buddha, Jain dan Hindu karena kompleksnya mencakup biara-biara Buddha serta kuil-kuil Hindu dan Jain.
Aurangabad
Sebenarnya banyak yang menarik di kota ini tetapi saya hanya sempat melihat sedikit.

Salah satu hal yang membuat Aurangabad menonjol dari beberapa kota abad pertengahan lainnya di India adalah 52 “gerbang” nya sehingga Aurangabad dikenal sebagai “City of Gates”.
Dari 52, hanya empat gerbang utama dan sembilan gerbang tambahan yang selamat. Yang paling terkenal, tertua dan terbesar adalah Gerbang Bhadkal dekat Istana Naukhanda di Nizams.
Sembari menuju ke Ajanta, saya melewati beberapa gate
Saya menyewa taxi untuk mengunjungi Ajanta dan Ellora karena kemarin pesawat mengalami delay sehingga saya hanya punya 1 hari full di Aurangabad.
Dalam perjalanan saya menemui pemandangan yang mirip di Indonesia yaitu sawah ladang kebun yang hijau
Gua Ajanta dan Ellora terletak masing-masing 107km dan 29 km dari kota Aurangabad dan berada dalam distrik Aurangabad. Saya singgah di kedai kecil untuk sarapan
Setiba di Ajanta, saya pindah menggunakan bis yang disediakan menuju Gua
Bis akan berangkat jika penuh
Ajanta Caves
Gua Ajanta berjumlah 29 dan dibangun pada periode antara abad ke-2 SM dan abad ke-6 M yang digambarkan sebagai salah satu contoh terbaik seni India kuno, terutama lukisan ekspresif yang menghadirkan emosi melalui gerakan, pose, dan bentuk.

Menurut UNESCO, ini adalah karya seni agama Buddha yang mempengaruhi seni India.

Gua-gua itu dibangun dalam dua fase, fase pertama dimulai sekitar abad ke-2 SM, sedangkan fase kedua dibangun sekitar 400- 650 M.

Gua Ajanta merupakan biara-biara kuno dan aula pemujaan dari berbagai tradisi Buddhis yang diukir di dinding batu setinggi 75 meter.

Gua-gua itu juga menyajikan lukisan yang menggambarkan kehidupan masa lalu dan kelahiran kembali Sang Buddha, kisah bergambar dari Jatakamala karya Aryasura, dan patung-patung dewa-dewa Budha yang terpahat batu.
Catatan-catatan tekstual menunjukkan bahwa gua-gua ini menjadi tempat peristirahatan musim hujan bagi para bhikkhu, juga sebagai tempat peristirahatan bagi para pedagang dan peziarah di India kuno

Sementara warna-warna cerah dan lukisan dinding mural berlimpah dalam sejarah India sebagaimana dibuktikan oleh catatan sejarah, Gua 16, 17, 1 dan 2 dari Ajanta membentuk kumpulan terbesar dari lukisan dinding India kuno yang masih hidup.


Panorama Gua Ajanta dari bukit terdekat Gua Ajanta disebutkan dalam memoar beberapa pengembara Budha Cina abad pertengahan ke India dan oleh pejabat era Akbar era Mughal di awal abad ke-17.
Mereka ditutupi oleh hutan sampai secara tidak sengaja “ditemukan” dan dibawa ke perhatian Barat pada tahun 1819 oleh seorang perwira kolonial Inggris Kapten John Smith pada sebuah pesta perburuan harimau.

Gua-gua itu berada di dinding utara berbatu ngarai berbentuk U dari sungai Waghur, di dataran tinggi Deccan. Di dalam ngarai terdapat sejumlah air terjun, yang dapat didengar dari luar gua ketika sungai sedang tinggi.

Gua terdiri dari 36 gua yang dapat diidentifikasi, beberapa dari mereka ditemukan setelah penomoran asli gua dari 1 hingga 29. Gua-gua yang diidentifikasi kemudian, diakhiri dengan huruf-huruf alfabet, seperti 15A, diidentifikasi antara awalnya diberi nomor gua 15 dan 16.

Penomoran gua adalah konvensi kenyamanan, dan tidak mencerminkan urutan kronologis konstruksi mereka.


Gua Ajanta dibuat dalam dua periode yang berbeda, yang pertama selama abad ke-2 SM hingga abad ke-1 M, dan yang kedua beberapa abad kemudian.

Gua-gua dari periode pertama (Satavahana). Kelompok paling awal terdiri dari gua 9, 10, 12, 13 dan 15A. Mural di gua-gua ini menggambarkan kisah-kisah dari Jataka.

Tahap kedua (Vakataka)konstruksi di situs Gua Ajanta dimulai pada abad ke-5. Untuk waktu yang lama diperkirakan bahwa gua-gua kemudian dibuat selama periode yang panjang dari abad ke-4 hingga ke-7 Masehi.

Tetapi dalam beberapa dekade terakhir serangkaian studi oleh pakar terkemuka di gua-gua, Walter M. Spink, berpendapat bahwa sebagian besar pekerjaan terjadi dalam periode yang sangat singkat dari 460 hingga 480 M, pada masa pemerintahan Kaisar Hindu Harishena dari dinasti Vākāṭaka

Ternyata saya cuma mampu hingga gua 17
Saya sedang sakit dan lemah, hanya semangat yang menguatkan untuk naik turun di medan seperti ini
Ajanta dan Ellora adalah salah satu bucket list saya di India, dan ini kesempatannya
Setelah sekitar 2 jam saya kembali ke arah semula
Saya kembali ke tempat menunggu bis yang membawa ke parkir taxi, karena saya masih harus ke Ellora
Trip 11-12 August 2016